Meskipun berhasil pulih di atas $120.000 lagi, Bitcoin belum sepenuhnya terlepas dari tekanan bearish. Hal ini menyebabkan munculnya tanda-tanda awal penarikan harga yang dapat mengarah pada penurunan signifikan. Terdapat juga celah nilai wajar (FVG) yang belum sepenuhnya terisi, menunjukkan bahwa tren naik mungkin akan mengalami jeda sebelum melanjutkan.
Menurut analisis dari ahli kripto TehThomas, pergerakan harga Bitcoin menunjukkan bahwa mata uang kripto ini bergerak menuju blok penolakan kunci di sekitar level $122.000, yang menjelaskan mengapa terjadi penolakan dari titik tersebut. Thomas menjelaskan bahwa pergerakan ini mengindikasikan kelelahan di pasar, yang bisa berarti semakin banyak penjual mulai mengambil keuntungan, sementara pembeli mundur, sehingga tidak ada cukup permintaan untuk menahan pasokan yang memasuki pasar. Jika tren ini berlanjut, kemungkinan akan terjadi pergeseran ke wilayah bearish.
Lebih lanjut, fakta bahwa blok penolakan tersebut sejalan dengan grafik 4 jam menunjukkan adanya zona konfluensi yang kuat bagi para penjual. Hal ini menempatkan posisi bearish dalam kendali di level ini, dan dengan harga ditutup dalam zona konfluensi ini, memberikan kekuatan lebih pada tren pembalikan yang dapat mendorong penarikan lebih lanjut.
Saat ini terdapat celah nilai wajar yang belum terisi di atas $112.000, menjadikannya target pertama jika terjadi penarikan harga. Kemungkinan penarikan ke level ini cukup tinggi, karena secara historis, celah nilai wajar cenderung terisi terlebih dahulu sebelum melanjutkan momentum bullish.
Selain itu, terdapat fakta bahwa harga Bitcoin bergerak "melalui kumpulan likuiditas yang tertahan di atas puncak terbaru." Ini adalah level yang berfungsi sebagai perangkap bagi pembeli terlambat dan posisi panjang, serta memicu gelombang likuidasi saat harga kembali turun. Jika skenario bearish ini terwujud, analis memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan jatuh kembali serendah $110.000 untuk mengisi celah tersebut. Namun, penyelesaian pergerakan ini dapat menjadi persiapan untuk gelombang kenaikan berikutnya menuju puncak.